Selama kurun waktu 15 tahun kerusakan hutan di dunia mencapai 148 juta hektar, ada lima negara terbesar yang mengalami kerusakan, Brazil diurutan pertama 42 juta hektar dan Indonesia 28 juta hektar. Kerusakan hutan yang signifikan terjadi setiap tahunnya sangat mengancam keberlangsungan hidup umat manusia, karena hilangnya hutan maka ekosistem akan rusak, sumber air bersih akan hilang dan pangan juga akan terputus.
Sebagai negara yang mempunyai keanekaragamanhayati yang tinggi, Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutannya. Karena hutan memiliki peran sangat vital bagi pembangunan bangsa. Tetapi sumber kekayaan hayati mengalami banyak mendapat tekanan karena perilaku dan kebijakan pembangunan yang bertumpu pada kepentingan ekonomi sesaat dan mengabaikan fungsi-fungsi ekologi jangka panjang.
Di samping ancaman perubahan iklim global, dengan suhu bumi yang semakin panas dan naiknya permukaan laut, memberikan konsekwensi semakin serius terhadap kehidupan berbagai jenis flora dan fauna. Penerapan ekonomi hijau (1983) belum memberikan dampak nyata bagi perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Hutan belum mampu menunjukkan perannya bagi kemakmuran masyarakat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan.
Perlu diketahui akibat dan dampak dari kerusakan hutan (Irwanto, 2014) dijelaskan sebagai berikut:
- Terganggunya sistem hidro-orologis
Banjir
pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan salah
satu contoh dari tidak berfungsinya hutan untuk menjaga tata air. Air
hujan yang jatuh tidak dapat diserap dengan baik oleh tanah, laju
aliran permukaan atau runoff begitu besar. Air Hujan yang jatuh
langsung mengalir ke laut membawa berbagai sedimen dan partikel hasil
dari erosi permukaan.
Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang menimbulkan kerugian harta maupun nyawa. Masyarakat yang terkena dampaknya kehilangan harta benda dan rumah tempat mereka berteduh akibat terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang tak ternilai harganya.
Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang menimbulkan kerugian harta maupun nyawa. Masyarakat yang terkena dampaknya kehilangan harta benda dan rumah tempat mereka berteduh akibat terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang tak ternilai harganya.
- Hilangnya Biodiversitas
Hutan
Indonesia memiliki beranekaragam spesies flora dan fauna, penebangan
dan pengrusakan hutan menyebabkan spesies-spesies langka akan punah.
Bahkan spesies yang belum diketahui nama dan manfaatnya hilang dari
permukaan bumi. Hutan Indonesia yang termasuk hutan hujan tropis
memiliki 3000 jenis tumbuhan di dalam satu hektar ditambah lagi jenis
satwa yang ada di dalamnya. Jika laju deforestasi yang mencapai 1-2
juta hektar per tahun tidak dapat dicegah maka hutan-hutan tropis ini
akan hilang.
- Kemiskinan dan Kerugian secara ekonomis
Masyarakat
Indonesia akan bertambah miskin jika kita tidak mempunyai hutan,
itulah yang dikatakan Presiden Bambang Yudhoyono. Departemen Kehutanan
mengemukakan bahwa kerugian negara per hari mencapai Rp. 83 milyar,
itu hanya dari kerusakan hutan akibat penebangan liar. Berapakah
kerugian jika semua faktor dan penyebabkan kerugian kita hitung?
Hutan
sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen bagi semua mahluk di bumi
tidak bisa menjalankan fungsinya mendaur ulang karbondioksida.
Karbondioksida di udara semakin tinggi menyebabkan efek gas rumah kaca.
- Kerusakan Ekosistem Darat maupun Laut
Pengertian dan definisi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati
yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan
lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika salah
satu komponen hutan di rusak, akan berpengaruh terhadap komponen ekosistem
yang lain. Hubungan keterkaitan antara struktur dan fungsi di dalam
ekosistem berjalan dalam keseimbangan yang harmonis, tetapi bila
struktur hutan menjadi rusak, akibat dan dampaknya akan mempengaruhi
fungsi hutan itu sendiri.
Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan di darat, namun berdampak pada kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat kerusakan hutan terjadi erosi dan banjir membawa sedimen ke laut yang merusakan ekosistem laut. Ikan dan Terumbu karang sebagai mahluk hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas pengrusakan di darat. Kerusakan seperti ini sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan topografi yang curam sangat cepat pengaruhnya terhadap lingkungan laut.
Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan di darat, namun berdampak pada kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat kerusakan hutan terjadi erosi dan banjir membawa sedimen ke laut yang merusakan ekosistem laut. Ikan dan Terumbu karang sebagai mahluk hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas pengrusakan di darat. Kerusakan seperti ini sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan topografi yang curam sangat cepat pengaruhnya terhadap lingkungan laut.
- Abrasi Pantai
Bila
pohon-pohon di pesisir pantai ditebang maka tidak ada lagi perlindungan
bagi kawasan pantai. Salah satu fungsi hutan mangrove maupun hutan
pantai adalah menjaga daerah pantai dari hempasan ombak laut. Ombak laut
yang menerjang pesisir pantai, dapat menyebabkan abrasi pantai.
- Intrusi dari Laut
Air
laut dapat meresap sampai ke darat jika hutan-hutan pesisir seperti
hutan mangrove dan hutan pantai dirusakan. Ditambah “penambangan” air
sebagai kebutuhan hidup rumah tangga yang menyedot terus persediaan
air tanah tanpa adanya keseimbangan infiltrasi dari air hujan yang
jatuh.
- Hilangnya budaya masyarakat
Dirasakan
sangat nyata bahwa hutan menjadi sumber penghidupan dan inspirasi
dari kehidupan masyarakat. Berbagai ragam budaya yang terkait dengan
hutan seperti simbol-simbol dan maskot yang diambil dari hutan,
misalnya Harimau sebagai maskot dari Reog, pencak silat sebagai seni
bela diri Indonesia, Bekantan sebagai maskot dari Kalimantan, dan
sebagainya. Jika semua ini punah maka hilanglah sumber inspirasi dan
kebanggaan dari masyarakat setempat.
Gambar-Gambar Kerusakan Hutan